Apa Itu Segregated Account Broker Forex? – Ada begitu banyak aspek penilaian di dalam proses memilih broker forex terbaik. Anda sanggup mencari kemudahan spesifik bagi trader Indonesia, fasilitas trading bersama dengan teknologi terbaik, atau peluang terhubung akun bersama dengan syarat depost yang ramah pemula.
Namun di atas seluruh itu, komponen-komponen yang berkenaan bersama dengan keamanan tetaplah wajib diprioritaskan. Nah, selain regulasi dan pengalaman broker forex, segregated akun merupakan aspek penentu keamanan yang wajib dipertimbangkan.
Apa Itu Segregated Account?

Segregated akun adalah rekening terpisah yang dibikin secara spesifik untuk mengantarai dana klien dari dana broker. Pada hakikatnya, duwit klien yang tidak dipisahkan dari dana broker sangat berisiko terpakai oleh keperluan operasional broker itu sendiri. Jadi keberadaan segregated akun ini sangatlah penting untuk meyakinkan keamanan dana klien dari penyalahgunaan broker.
Ada dua macam segregated akun yang wajib Anda ketahui. Pertama, terkandung proses “100% fully segregated” yang pada dasarnya sediakan satu rekening terpisah untuk setiap klien. Kedua, segregated akun mewakili suatu rekening terpisah yang menampung seluruh dana klien (joint account) agar tidak tercampur bersama dengan duwit broker.
Karena tipe pertama perlu proses pengurusan yang rumit nan mahal, maka lebih dari satu besar broker forex sediakan segregated akun bersama dengan proses kedua. Mereka yang sanggup memberi tambahan “100% fully segregated” biasanya menyasar trader bersama dengan dana investasi besar.
Manfaat Segregated Account Untuk Trader Forex
Mengingat obyek utamanya adalah untuk memelihara dana klien, segregated akun punya banyak kegunaan untuk trader forex.
Memberikan Jaminan Keamanan
Sebagai permulaan, fasilitas ini jauhi dana klien dari risiko penyalahgunaan broker forex, agar sanggup meringankan kegelisahan para trader forex yang sanggup menjadi beban psikologis di dalam trading.
Banyak trader awam terasa ragu pas pertama kali terhubung akun real, dikarenakan mereka wajib melaksanakan deposit dana, yang di dalam praktiknya serupa saja bersama dengan mengirimkan sejumlah duwit ke rekening broker. Namun kalau akun trading mengadopsi proses segregated account, dana berikut tidak dapat lari ke rekening broker, melainkan ke rekening terpisah yang di sajikan secara spesifik untuk menampung seluruh dana klien.
Mengamankan Dana Agar Tidak Digunakan Sebagai Margin Broker
Segregated akun sanggup kurangi risiko terpakainya dana klien sebagai margin trading broker. Dalam skenario trading yang dilaksanakan broker bandar (Dealing Desk), posisi order yang dibuka adalah sebagai hedging melawan trading klien-kliennya sendiri.
Jadi apabila Anda trading di broker bandar yang tidak sediakan segregated account, efeknya dapat ikuti contoh “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Dana yang selama ini digunakan broker untuk menangkal posisi Anda adalah duwit Anda sendiri.
Penjelasan di atas pasti saja tidak membenarkan Anda untuk mencari broker bandar yang punya segregated account. Bagaimanapun juga, berurusan bersama dengan broker NDD (Non-Dealing Desk) jauh lebih disarankan daripada “bermain api” bersama dengan broker Dealing Desk.
Meski demikian, sebagai trader forex Anda tak dapat sangat menyadari bagaimana suatu proses broker bekerja. Bisa saja suatu broker mengklaim NDD tetapi ternyata di dalamnya beroperasi sebagai DD. Jadi untuk mengantisipasi risiko seperti itu, tersedia baiknya Anda memelihara keamanan dana Anda bersama dengan segregated account.
Melindungi Trader Saat Broker Gulung Tikar
Selain menjauhi dana dari penyalahgunaan untuk ongkos operasional dan margin broker, segregated akun juga mengamankan duwit trader pas broker forex mengalami susah finansial. Perlu Anda ketahui, broker forex yang tidak mobilisasi proses segregated akun sangat enteng gunakan dana klien untuk beragam kepentingannya sendiri, juga membayar hutang-hutang yang mengancam kelancaran bisnisnya.
Ada banyak perihal yang sanggup mengakibatkan broker menemui susah finansial hingga terancam bangkrut. Namun apa-pun itu alasannya, broker tidak harusnya mengandalkan dana nasabah sebagai “penyelamat” untuk membayar seluruh hutang dan tagihan-tagihannya.
Pertama, perihal itu menyadari memperlihatkan rendahnya kompetensi broker di dalam mobilisasi bisnis. Kedua, situasi itu juga memperlihatkan betapa rapuhnya topangan dana yang dimiliki perusahaan untuk menopang kelangsungan bisnisnya sendiri.